Jam digital

Selasa, 08 Desember 2009

Batik Semarang Go International

Batik Semarang yang semula cuma dikenal di kalangan masyarakat Semarang, kini mulai merambah ke dunia internasional.
Beberapa waktu lalu, Batik Semarang 16 milik Umi Sumiati Adi Susilo bekerja sama dengan Filipina untuk memperkenalkan produk asli Semarang ini di negeri jiran itu.

Langkah ini, menurut Umi dari Batik Semarang 16 dalam Talkshow Berkah Obrolan Sahur, Jumat (4/9) di Hotel Ciputra, merupakan awal kerja sama untuk memasarkan batik semarang di dunia internasional.

“Saat kami turut mengisi pameran dan fashion show yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Indonesia di Filipina dalam rangka peringatan HUT-RI, kami bertemu dengan orang-orang Filipina yang tertarik dengan batik semarang.

Mereka berniat mengenalkannya di negara mereka sendiri,” kata Umi, dalam acara yang dipandu oleh Achiar M Permana dari Suara Merdeka dan Reza Kartika dari SS FM.

Hana, pengelola situs www.lokabatiksemarang.com mengatakan, pemasaran batik semarang sudah dimulai dengan orang-orang di sekitar lingkungan mereka.

Kemudian melalui sistem online, batik semarang mencoba memasarkan diri lewat media maya. “Saat ini banyak orang mengakses media yang tanpa batas, yakni internet. Maka kami mencoba mempopulerkan batik semarang lewat online,” ujar Ana.

Menurutnya, saat mengenalkan batik semarang pertama kali, komentar yang selalu muncul adalah: “Oo, ternyata Semarang punya batik juga to.” Rata-rata pembeli tertarik dengan motif-motif yang berbeda dengan motif batik lainnya. Motif batik Semarang punya unsur filosofi yang masih terjaga keasliannya. “Mereka senang dengan motif yang masih asli,” imbuhnya.

Memang, dulu batik hanya dikenal sebagai produksi Pekalongan, Solo, Yogya, dan Lasem. Tapi berkat kegigihan Umi Sumiati, sekarang batik Semarang sudah terkenal hingga seluruh nusantara. Menurut Umi, batik Semarang adalah batik yang dibuat di Kota Semarang. Motifnya juga diambil dari segala sesuatu yang ada di Semarang.

Awalnya, ide Umi soal motif batik sangat terbatas. Karena hanya seorang ibu rumah tangga, apa yang dilihat dan didengar, dituangkan dalam bentuk motif batik. Misal pohon asem, Gereja Blenduk, atau cerita-cerita tentang Semarang. “Saya mencoba ambil tema yang mudah seperti identitas Semarang,” tuturnya.

Sampai saat ini, Batik Semarang 16 sudah memiliki banyak motif batik tulis dan cap. Untuk motif cap sudah ada 26 motif yang dipatenkan. “Sejak awal kami sudah mengantisipasi soal hak paten produk kami,” imbuhnya.

sumber : DPRD Kota Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isikan Pesan dan Komentar anda tentunya tidak mengandung unsur Zara, Fitnah dan perbuatan yang tidak terpuji.