Jam digital

Minggu, 02 Januari 2011

Gondorukem Berkualitas Tinggi Sulit Dicari, Industri Batik di Jateng Terhambat

Jakarta – Untuk melindungi ciri khas batik dan identitasnya, Pemerintah telah mempatenkan batik Indonesia dengan logo batik mark ”batik Indonesia”. Logo ini merupakan alat pembeda batik buatan Indonesia dengan produk batik negara lain, hal ini sangat memudahkan konsumen mancanegara mengenal batik Indonesia.

New Picture (2).jpgMasyarakat Indonesia patut berbangga karena batik Indonesia merupakan produk budaya bangsa yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya dunia tak benda (intangible world heritage) oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi.

“Pengakuan Dunia terhadap batik merupakan  kebanggaan sekaligus tantangan bagi Indonesia. Sebagai tantangan, batik yang merupakan warisan budaya harus dilestarikan, dipelihara, dan dilindungi, secara ekonomis mempromosikannya sebagai komoditas perdagangan dunia,” demikian kata sambutan Menteri Perindustrian RI MS Hidayat, ketika meresmikan pembukaan pameran batik yang bertajuk  “Jawa Tengah Inspirasi Batik Indonesia”.

Pameran diharapkan makin mengenalkan batik Jawa Tengah di kalangan masyarakat. Pameran tersebut berlangsung selama empat hari, mulai 30 November hingga 3 Desember 2010, di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Hj Rustriningsih, MSi ketika menghadiri pameran tersebut yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Ihwan Sudrajat, MM. menyampaikan bahwa masalah yang menghambat Industri batik di Jawa Tengah salah satunya adalah kesulitan untuk mendapatkan bahan baku gondorukem berkualitas tinggi dan mohon kiranya ada solusi dari Pemerintah Pusat agar dapat  memecahkan masalah tersebut.

Selain itu, Wagub juga menyampaikan bahwa bencana di Jawa Tengah berupa letusan merapi memberikan inspirasi para pembatik Jawa Tengah dan dituangkan dalam motif : "Merapi dan Awan Panas" yang kemudian dilelang dan hasilnya diserahkan kepada para korban bencana merapi.

Adapun yang dilelang sebanyak tiga motif batik Gunung Merapi yang berhasil dilelang pada pameran tersebut, yakni batik pertama berhasil terjual Rp 51 juta kepada MS Hidayat. Batik kedua terjual Rp 32 juta kepada anggota pengurus Kamar dagang dan industri (Kadin) Carmelita. Batik ketiga terjual Rp 20 juta kepada Staf Khusus Menteri Perindustrian yang juga mantan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno. *Biro Humas_kontributordisperindag
 (sumber/foto : http://www.jatengprov.go.id )

1 komentar:

Silahkan isikan Pesan dan Komentar anda tentunya tidak mengandung unsur Zara, Fitnah dan perbuatan yang tidak terpuji.